CEK Penerima Bansos Rp 300 Ribu di dtks.kemensos.go.id Bulan April, Ini Cara Mencairkannya
Inilah cara mengecek penerima bansos tunai Rp 300 ribu lewat dtks.kemensos.go.id untuk bulan April 2021.
Simak pula cara mencairkan bansos tunai Rp 300 ribu di kantor pos terdekat.
Diketahui, Kementerian Sosial (Kemensos) akan kembali menyalurkan bantuan senilai Rp 300 ribu pada April 2021.
Bantuan ini dibagikan kepada 10 juta keluarga se-Indonesia yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Bansos senilai Rp 300 ribu tersebut dicairkan setiap sebulan sekali dan disalurkan melalui PT Pos Indonesia selama empat bulan, mulai Januari, Februari, Maret, dan April 2021.
Artinya, April menjadi bulan terakhir penyaluran bansos tunai Rp 300 ribu andaikata tidak diperpanjang.
Masyarakat dapat mengecek secara mandiri apakah namanya ada dalam penerima bansos tunai Rp 300 ribu.
Cara paling mudah selain datang ke kantor desa adalah dengan login di dtks.kemensos.go.id lewat HP masing-masing.
Lalu masukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di KTP atau KK.
Yang harus diketahui, tidak harus kepala keluarga yang mengecek apakah namanya terdaftar sebagai penerima bantuan.
Istri atau anak bisa mengecek daftar penerima asalkan masih terdaftar dalam satu Kartu Keluarga (KK).
Hasil cek nama penerima di dtks.kemensos.go.id. (dtks.kemensos.go.id)
Berikut cara cek penerima bansos Rp 300 ribu melalui laman dtks.kemensos.go.id:
- Buka laman dtks.kemensos.go.id atau klik link ini.
- Pilih ID Kepesertaan yang diinginkan
- Masukkan Nomor Kepesertaan dari ID yang dipilih, bila menggunakan NIK maka masukkan nomor NIK
- Masukkan Nama yang sesuai dengan ID yang dipilih
- Masukkan dua kata yang tertera dalam kotak boks captcha Klik "Cari".
- Setelah itu, pada layar akan muncul keterangan nomor ID yang diinput, apakah ID tersebut terdaftar atau tidak di DTKS.
Cara Mencairkan Bansos Rp 300 Ribu di Kantor Pos
Berdasarkan pengalaman Tribunnews.com, penerima akan mendapatkan surat undangan untuk mencairkan bansos Rp 300 ribu di kantor pos.
Surat undangan tersebut diberikan desa melalui ketua RT masing-masing.
Surat undangan itu juga memuat informasi penerima.
Mulai dari nama penerima bansos tunai Rp 300 ribu, NIK, nomor BST, barcode, serta jumlah bansos yang akan diterima.
Termasuk persyaratan apa saja yang harus dibawa saat pengambilan bansos tunai Rp 300 ribu di kantor pos.
Penerima bansos Rp 300 ribu wajib membawa KTP-el atau Kartu Keluarga (KK) serta surat undangan yang dibagikan.
Kemudian, wajib memperhatian ketentuan pencegahan Covid-19 dengan menggunakan masker serta mencuci tangan sebelum masuk ke area kantor pos.
Biasanya, kantor pos memiliki jadwal tersendiri untuk pencairan bantuan agar menghindari kerumunan.
Oleh karenanya, masyarakat diminta datang pada waktu yang telah ditetapkan.
Setiba di kantor pos, penerima wajib menunggu giliran untuk mencairkan bansos Rp 300 ribu.
Setelah menunjukkan KTP atau KK serta surat undangan, petugas akan men-scan barcode pada surat undangan.
Masyarakat akan langsung mendapat bansos Rp 300 ribu.
Petugas akan memfoto satu per satu penerima bansos sebagai bukti bahwa yang bersangkutan sudah mencairkan bantuan tersebut.
Tidak ada potongan apapun saat mencairkan dana bansos Rp 300 ribu di kantor pos.
Kemensos Turunkan Tim untuk Perbaiki Data Penerima Bansos
Sementara itu, Kemensos akan menurunkan tim untuk memperbaiki data penerima Bantuan Sosial (Bansos).
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, tim tersebut bekerja sama dengan daerah untuk melakukan penjemputan data penerima Bansos di lapangan.
"Ada kurang lebih yang kita harus jemput perbaikan datanya jadi kami menurunkan staf kerjasama dengan daerah."
"Kami menurunkan staff untuk mempercepat (perbaikan data) di 514 kabupaten kota," kata Risma setelah Rapat Terbatas Penyaluran Bansos di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Perbaikan data dengan jemput bola tersebut kata Risma dilakukan terutama untuk daerah-daerah terpencil di kawasan Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Perbaikan data diperlukan agar bansos yang disalurkan tepat sasaran.
"Kita harus melakukan ini karena kita harus data yang kita keluarkan harus benar-benar betul," katanya.
Menurut Risma, sebelum menurunkan tim untuk perbaikan data, pihaknya juga telah melakukan evaluasi data penerima Bansos bekerja sama dengan daerah dan lembaga penyalur yakni Bank dan PT Pos.
Hasil dari evaluasi data tersebut ditemukan, jumlah penerima Bansos berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) berjumlah 13.228.513, Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 8.907.446, dan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebanya 8.428.327 penerima manfaat.
Padahal menurut Risma target dari program BPNT yakni 18.800.000 keluarga penerima manfaat, PKH 10 juta penerima manfaat, dan BST 10 juta penerima manfaat.
Menurut Risma, evaluasi data tersebut belum sempurna karena beberapa daerah belum memadankan datanya, sehingga kemudian Kemensos menerjunkan tim untuk perbaikan data.
"Kemudian, ini belum sesuai dengan karena ada beberapa daerah yang belum 100% memadankan data dengan data kependudukan," pungkasnya.
(*)